Wednesday 15 July 2020

PERUBAHAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON IN SITU MENJADI METODE PRECAST




Dalam pelaksanaan sebuah proyek seringkali harus dilakukan review engineering terhadap gambar desain, volume pekerjaan, metode pekerjaan dan juga termasuk jadwal pekerjaan. Review engineering ini dilakukan untuk memastikan gambar desain, volume pekerjaan, metode pekerjaan dan jadwal pekerjaan sudah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Selain itu review engineering dapat dilakukan untuk memaksimalkan metode pekerjaan agar tujuan proyek dalam hal ini biaya, mutu, waktu dapat tercapai dengan baik. Kewajiban kontraktor untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mutu dan biaya tidak bisa dihindari karena merupakan kewajiban kontraktual. Dalam proses untuk memenuhi kewajiban kontraktual agar proyek bisa berjalan sesuai dengan kontrak, perlu dilakukan review engineering

Pada kondisi tertentu saat melakukan review engineering, sebuah item pekerjaan memerlukan perubahan metode pelaksanaan dari rencana awal in situ menjadi precastTujuan dan manfaat dilakukan review engineering ini untuk mengevaluasi apakah perubahan metode pelaksanaan pada pekerjaan beton in situ menjadi  precast  ini dapat memaksimalkan pekerjaan sesuai dengan konsep mutu, waktu dan biaya.

Beberapa studi terkait dengan perubahan metode pelaksanaan sudah banyak dilakukan. Cahyonomelakukan studi perbandingan proyek pembangunan gedung yang menggunakan metode pelaksanaan precast dengan metode konvensional. Studi perbandingan ini meliputi analisa waktu dengan menggunakan diagram CPM dan time schedule rencana pelaksanaan proyek, analisa pertambahan uang terhadap waktu, dan analisa biaya dengan metode SNI yang menggunakan harga material, upah pekerja, dan sewa alat yang berlaku di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009. Dengan volume pekerjaan dihitung dari gambar rencana pelaksanaan precast n – panel system , dan perubahan gambar struktur pada metode konvensional. Sehingga diperoleh aspek – aspek  yang menyebabkan perbedaan antara metode precast n – panel  system dan metode konvensional. Dari hasil studi ini didapatkan untuk aspek waktu, lebih unggul metode precast namun dari aspek biaya, harga sewa alat yang digunakan pada metode precast membuat biaya metode precast lebih tinggi dari  metode konvensional. (F. Cahyono, “Study Perbandingan Proyek Pembangunan Gedung Metode Pelaksanaan Precast Dengan Metode Konvensional Dilihat Dari Segi Waktu Dan Biaya - Study Kasus Proyek Asrama Balai Sungai Surakarta Teknologi N- Panel System).





Sebagai gambaran, setelah proyek didapatkan kemudian dari tim proyek melakukan review engineering terhadap semua gambar desain, metode pelaksanaan dan lain-lain. Review engineering dilakukan untuk memastikan dokumen tender sesuai dengan kondisi di lapangan dan apabila ditemukan ketidaksesuaian dapat segera dilakukan perubahan dan dikonsultasikan dengan pihak Pemilik Pekerjaan disertai beberapa alasan teknis yang mempengaruhi pekerjaan tersebut. Untuk perubahan metode dilakukan beberapa proses seperti pengajuan perubahan desain, perubahan metode kerja, proses perhitungan struktur dan beberapa hal lainnya. 

Beberapa poin yang perlu diperhatikan saat review engineering yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap Bill of Quantity (BoQ)

BoQ (Bill of Quantity) merupakan daftar item pekerjaan yang akan dilaksanakan pada suatu proyek. Jika pada BoQ pekerjaan struktur beton menggunakan metode pengecoran in situ maka perlu dilakukan penyesuaian menjadi precast.

2. Tinjauan Gambar Tender

Dalam setiap proses perhitungan biaya dan pembuatan metode saat tender, dokumen – dokumen yang ada akan selalu menjadi rujukan. Dokumen tender tersebut akan saling mengikat dan harus di teliti satu – persatu sehingga perhitungan biayanya menjadi lebih optimal dan bersaing. Termasuk dalam hal ini adalah gambar tender (drawing), tim tender bisa mempelajari gambar yang ada baik itu dari segi ukuran, bentuk maupun material yang akan kita gunakan pada proyek. Gambar sangat berpengaruh bagi tim tender untuk bisa mendapatkan perhitungan yang akan ditawarkan pada saat tender.  Dari gambar yang didapat sebagai dokumen tender, tim tender bisa menghitung antara lain koefisien material yang akan digunakan, metode pelaksanaan yang efektif, dan pemakaian peralatan yang efisien dan tepat. Dari gambar tender yang ada dikombinasikan dengan kondisi lapangan, maka di peroleh data yang akan dipakai sebagai rujukan saat pelaksanaan.


3. Tinjaua Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

Perlu dibandingkan dan dianalisa dengan baik meningat perubahan metode kerja akan mempengaruhi biaya pelaksanaan. Tentunya sebagai kontraktor tinjauan ini menjadi dasar yang menentukan apakah alternatif perubahan metode kerja tersebut masih bisa diterima atau tidak dari sisi biaya. Dalam hal ini akan dibandingkan antara RAP metode pelaksanaan dari rencana awal in situ menjadi precast dengan komponan yang lengkap yaitu upah, bahan, alat, subkontraktor dan biaya umum lapangan.





4. Tinjauan Waktu Pelaksanaan

Evaluasi waktu ini dilakukan dengan membandingkan antara jadwal awal pekerjaan pengecoran  in situ menjadi precast. Perubahan metode ini akan mempengaruhi waktu terkait dengan proses pengadaan beton precast  yang dapat dilakukan di awal pekerjaan bersamaan dengan pekerjaan pendahulu yang lain sedangkan apabila menggunakan metode pengecoran in situ, pekerjaan pendahulu harus selesai dulu baru kemudian pekerjaan pengecoran bisa dilaksanakan. Risiko terhadap penambahan waktu pelaksanan juga dapat terjadi jika tetap menggunakan metode pengecoran in situ terkait kapasitas produksi yang dipengaruhi kondisi cuaca dan sumber daya.

5. Tinjauan Mutu

Secara mutu memang tergantung dengan spesifikasi teknis yang ada di proyek yang bersangkutan, namun dapat menjadi gambaran bahwa beton precast harus mempunyai mutu yang lebih baik mengingat material ini akan mengalami proses pengangkutan dan pengangkatan.









No comments:

Post a Comment

Pendakian Gunung Lemongan

  Kali ini saya mendaki Gunung Lemongan yang berada di dua kabupaten yaitu Lumajang dan Probolinggo. Saya mengambil jalur Klakah - Lumajang ...