1. Definisi BIM
BIM (Building Information Modelling) adalah suatu PROSES yang dimulai dengan menciptakan 3D model digital (bangunan secara virtual) dan didalamnya berisi semua informasi bangunan tersebut, yang berfungsi sebagai sarana untuk membuat perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan, serta pemeliharaan bangunan tersebut beserta infrastrukturnya bagi semua pihak yang terkait didalam proyek seperti konsultan, owner, dan kontraktor.
Kekuatan BIM terletak pada visualisasi 3D
Modellingnya, dimana dengan adanya visualisasi 3D diharapkan dapat membantu dalam
metode kerja dan shop drawing, kemudian dapat memunculkan informasi proyek,
lebih efektif pada saat terjadi perubahan desain, dapat menghasilkan quantity
output/perhitungan volume secara otomatis, dapat terintegrasi dengan schedule, melakukan
mitigasi risiko dengan bantuan clash detection dan melakukan koordinasi
berdasarkan 3D Model.
2. BIM Saat Ini di Indonesia
Membicarakan BIM di Indonesia tentu
saja harus dimulai dari pemerintah sebagai yang berwenang membuat
peraturan/regulator, yang dalam hal ini berada di ranah Kementerian PUPR. Agar
perkembangan BIM dapat terarah, Kementerian PUPR sudah menyiapkan roadmap BIM
PUPR dimana dalam roadmap tersebut tercantum target yang ingin dicapai oleh
Kementerian PUPR dalam beberapa tahun kedepan.
Dalam roadmap BIM PUPR terlihat
bahwa terdapat 4 (empat) langkah yang akan dilakukan oleh Kementerian PUPR yaitu adopsi
dan penyusunan standar BIM, digitalisasi proses penyelenggaraan konstruksi dan membangun pasar digital konstruksi, kolaborasi pelaku konstruksi dan penyedia rantai pasok berbasis virtual, kemudian yang terakhir adalah penggunaan cloud construction dan pengelolaan sistem konstruksi terintegrasi. Empat langkah tersebut
ditargetkan dapat terlaksana dimulai dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2024.
Selain menyiapkan roadmap, Kementerian PUPR
juga sudah melaksanakan implementasi BIM pada beberapa proyek baik proyek
sumber daya air, proyek gedung maupun proyek jalan dan jembatan. Berdasarkan
data dari Kementerian PUPR tercatat lebih dari 40 proyek di 16 provinsi yang
sudah menggunakan BIM. Adapun rincian dari proyek – proyek tersebut dapat
dilihat pada infografis dibawah ini.
Kementerian PUPR juga sudah menyiapkan peraturan terkait implementasi BIM yaitu PERMEN NOMOR 22/PRT/M/2018 yang mengatur tentang kewajiban penggunaan BIM pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m2 dan diatas dua lantai. Sedangkan untuk proyek – proyek infrastruktur Direktorat Jenderal Bina Marga menargetkan pada tahun 2020 diberlakukan kebijakan BIM mandatory untuk jalan tol.
3. Perkembangan BIM Perguruan Tinggi Indonesia
Perkembangan BIM di Perguruan Tinggi diawali oleh dilakukannya skema kolaborasi dan koordinasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dimana salah satunya adalah kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Islam Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk menjadi Center of Excellence BIM.
Universitas Islam Indonesia dengan adanya kerjasama
dengan Kementerian PUPR dengan menjadi Center of Excellence segera membentuk
pusat studi BIM dimana bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional
Building Information Modelling Centre of Excellence (BIM-CoE) Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia berdasarkan surat keputusan
Dekan Nomor : 501/SK-DEK/DAU/XI I/2017. (sumber :
https://centres.uii.ac.id/bimcoe/)
Institut
Teknologi Bandung juga menerapkan mata kuliah BIM dalam kurikulum jurusan
arsitek sebagai tindak lanjut dari kerjasama ITB dan kementerian PUPR dalam
pembentukan Center of Excellence BIM. (sumber : https://ar.itb.ac.id/archives/8649)
Perkembangan
BIM di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dimulai dari tahun 2017 diawali dengan
masa inisiasi BIM ADHI yaitu insan BIM Adhi yang sudah mengenal BIM mulai
berdiskusi untuk pengembangan BIM sebagai backbone baru dalam proses bisnis
Adhi. Untuk lebih lengkap pengembangan BIM ADHI dapat dilihat pada infografis
dibawah ini.
Sesuai
penjelasan di awal, BIM memiliki banyak sekali fungsi dalam membantu pekerjaan
konstruksi antara lain photogrammetry, quantity take off, shop drawing, clash detection, 4D schedule, dan koordinasi BIM
Fotogrammetry
adalah merupakan suatu metode survey pemetaan data eksisting, dimana
menggunakan media Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan GPS untuk alat pengukuran.
Metode ini lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode manual dimana
akan membutuhkan waktu jauh lebih lama. Data yang dihasilkan dari fotogrammetry adalah sebagai berikut :
Peta foto tegak udara (orthophoto) yang merupakan
peta terukur yang dihasilkan dari gabungan foto – foto yang diambil dengan
menggunakan UAV
Foto tegak udara adalah merupakan peta berupa foto yang sudah dikoreksi secara geometris sehingga skala dan orientasi foto seragam dan dapat dianggap setara dengan peta. Keunggulan dari peta foto tegak udara yang dihasilkan dari fotogrametri adalah tingkat kedetailan dari peta tersebut, dimana resolusi dan kualitas gambarnya lebih baik daripada yang dihasilkan oleh satelit. Dengan adanya peta foto tegak udara, proses mempelajari kondisi eksisting untuk perencanaan metode pelaksanaan akan jauh lebih mudah, selain itu kita dapat mempelajari risiko yang dapat terjadi, karena dengan adanya peta tersebut kita dapat mengetahui apa saja yang berada di sekitar lokasi proyek yang akan dilaksanakan.
Digital Surface Model (DSM) yang merupakan
representasi digital dalam bentuk 3D dari data eksisting.
Digital Surface Model (DSM) adalah merupakan bentuk 3D dari data eksisting dengan menampilkan model elevasi ketinggian permukaan. Elevasi ketinggian permukaan yang dimaksud adalah apabila terdapat bangunan, pepohonan ataupun objek apapun diatas tanah maka hal tersebut yang ditampilkan dalam digital model. Sama halnya dengan peta foto tegak udara, DSM dapat digunakan untuk mempelajari kondisi eksisting untuk perencanaan metode pelaksanaan akan jauh lebih mudah, selain itu kita dapat mempelajari risiko yang dapat terjadi, karena dengan adanya peta tersebut kita dapat mengetahui apa saja yang berada di sekitar lokasi proyek yang akan dilaksanakan.
Digital Terrain Model (DTM) yang merupakan peta kontur dalam bentuk 3D yang dihasilkan dari proses Filtering DSM
Digital Terrain Model (DTM) adalah merupakan bentuk 3D dari data kontur tanah eksisting. Apabila DSM menampilkan data elevasi permukaan, maka DTM hanya menampilkan data kontur tanah eksisting dan tidak mengikutsertakan objek yang berada diatas tanah.Berbeda dengan Orthophoto dan Digital Surface Model, Digital Terrain Model digunakan sebagai dasar dari pemodelan tanah eksisting dimana dari data tersebut kita bisa mengolah pemodelan untuk mendapatkan galian, timbunan, kolaborasi tanah eksisting dengan pemodelan struktur dan sebagainya.
Salah satu
output lain yang dihasilkan oleh BIM adalah Shop Drawing, dimana 3D Model yang
dibuat dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Shop Drawing.
5.4. Clash Detection
Clash Detection berguna untuk mendeteksi sejak awal kemungkinan terjadinya kesalahan yang terjadi akibat ketidakselarasan pada desain yang dapat mengakibatkan terjadinya pekerjaan ulang (rework) pada saat pelaksanaan dilapangan yang umumnya terjadi pada proyek – proyek yang tidak menerapkan BIM.
Clash Detection akan sangat berguna sekali jika dilakukan pada saat awal pelaksanaan proyek, dikarenakan jika terjadi keterlambatan maka kemungkinan terjadinya rework akan bertambah, seperti halnya contoh dibawah ini. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan di lapangan sudah terlebih dahulu berjalan sedangkan pengecekan Clash Detection terlambat dilakukan.
5.5. Koordinasi
Tingkatan 4D dalam Building Information Modelling adalah tingkat selanjutnya setelah 3D, dimana 3D Model yang sudah dibuat diintegrasikan dengan schedule yang sudah dibuat. Hal ini berfungsi untuk melihat sequence yang sudah dibuat disimulasikan dalam bentuk 3D dimana bisa lebih mudah untuk melihat sequence yang direncanakan sudah sesuai atau tidak. Keunggulan BIM adalah bagaimana lingkup pekerjaan dapat divisualisasikan dalam bentuk 3D, sehingga dapat digunakan dalam rapat baik internal maupun eksternal
No comments:
Post a Comment