Sunday 5 July 2020

Ada apa di Tasikmalaya




Sudah beberapa kali melalui kota ini saat melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Bandung via Jalur Selatan, tapi belum pernah bermalam di sini. Terlebih jika mendengar kata Tasikmalaya, ingatan saya langsung kembali ke masa saat Gunung Galunggung meletus dan abunya menyebabkan saya harus libur sekolah beberapa saat.

Banyak tempat wisata yang ada di sini termasuk di daerah-daerah sekitarnya jika mau dicari, tapi karena keterbatasan waktu, hanya beberapa tempat yang sempat saya datangi. Bagi yang akan menuju Tasikmalaya dari Jakarta, kurang lebih akan menempuh waktu 6 jam perjalanan melalui Tol Cipularang. Yang cukup jadi PR adalah banyaknya truk selepas jalan tol sehingga waktu tempuh menjadi lebih panjang.

Malam di Tasikmalaya ada apa saja? Banyak jenis makanan yang dijajakan di kota ini, mulai dari jajanan pinggir jalan, cafe sampai dengan rumah makan. Lokasinya menyebar di seluruh kota (tidak hanya terpusat di pusat makanan). Kota ini termasuk kota yang "hidup" sampai dini hari, dengan berbagai aktivitasnya.


Tidak lupa sebagai pendaki saya menjadikan kunjungan ke Gunung Galunggung menjadi agenda wajib yang harus saya lakukan selama di Tasikmalaya. Sayangnya kondisi jalan menuju tempat ini masih perlu menjadi perhatian di beberapa titik agar bisa mempercepat waktu tempuh. Dengan jarak sekitar 18 km dari pusat kota, cukup menarik perhatian para wisatawan untuk hadir. Ada beberapa tempat wisata di lokasi ini selain kawahnya. Ada dua tangga yang dikenal yaitu tangga kuning dan tangga biru. Saya sendiri menilai tangga biru lebih sedikit jumlah anak tangganya tetapi lebih curam, sedangkan tangga kuning jumlah anak tangganya lebih banyak dan lebih landai. Kalau menginginkan kondisi yang masih sejuk, saya menyarankan untuk datang ke kawah di pagi hari. Sejuknya hawa pegunungan, apalagi saat ada kabut, bisa jadi pengalih perhatian saat melangkah melalui tangga.


Setelah melalui tangga, kawah Gunung Galunggung dapat dilihat dengan mudah, apalagi ditemani minuman panas dan makanan ringan yang ada di atas dengan harga yang bersahabat. Ada jalur khusus yang bisa dilalui ojek dari bawah sampai ke atas, dan dimanfaatkan para penjaja makanan (pengunjung bisa juga koq).


Yang belum puas dengan pemandangan kawah dari atas, bisa turun lagi menuju kawah dengan melalui anak tangga di sisi dalam lereng. Tetap hati - hati karena anak tangga ini licin dan berlumut. Khusus untuk pendaki, ada jalur tersendiri untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Galunggung.


Selain ke gunung, disini mau kemana lagi sih? Ada beberapa situ, tapi yang paling dekat dengan kota adalah Situ Gede. Ada cerita rakyat dimana pada bagian tengah situ ini terdapat satu pulau seluas satu hektar, dan di dalamnya terdapat makam Eyang Prabudilaya, seorang tokoh Agama Islam. Kisah yang berkembang di masyarakat tentang asal mula terbentuknya situ ini pun berkaitan erat dengan perjalanan hidup Eyang Prabudilaya. 


Kebanyakan pengunjung yang kesini datang untuk menikmati pemandangan situ sembari menikmati berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijajakan. Yang utama memang menu ikan mujair bakarnya, dengan ikan yang masih segar membuat rasanya nikmat. Bagi yang ingin naik perahu keliling situ juga sudah tersedia.


Jalan menyususi Tasikmalaya di siang hari, di beberapa jalan protokol cukup penuh dengan pertokoan yang menjual pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, peralatan elektronik, handphone, alat tulis, kain,toko obat, toko alat tulis, peralatan kantor dan sebagainya. Iseng saja ambil beberapa foto sekolah yang ada, kesan pertama = rapi dan bersih.




No comments:

Post a Comment

Pendakian Gunung Lemongan

  Kali ini saya mendaki Gunung Lemongan yang berada di dua kabupaten yaitu Lumajang dan Probolinggo. Saya mengambil jalur Klakah - Lumajang ...