Saharjo 2018
Kira2 berapa orang sih yang kurang kerjaan
menyisihkan sebagian otak kirinya untuk berpikir aneh seperti ini? Melihat
jutaan manusia berseliweran dengan isi otaknya masing2. Mencoba membayangkan
dia yang sedang diam di atas kursi beton halte saharjo, sedikit2 membuka tas
dan berkasnya, sekejap dimasukkan kembali dan dibaca lagi, seperti anak SD yang
besok akan ulangan saja. Ada juga dia yang barusan menepi di depan visi resto,
yang kurang kerjaan meributkan beberapa helai rambutnya yang terbuai angin,
sedangkan dia tahu sebentar lagi harus meneruskan perjalanan, dengan motor yang
sama dan angin yang sama, batas kewarasan di ujung tanduk. Ada juga hal yang
membuat miris, saat ada sepasang kekasih (mungkin) yang sejenak menepi dan
membuat aku kaget dengan adanya kata2 "dasar pelacur", dan berlanjut
dengan permainan saling tampar yang terpaksa harus aku tengahi supaya tdk
membuat macet berkepanjangan. Lima menit kemudian kosong, berjalan wajar, dan
otak isengku sesekali bertanya, dia sedang apa ya disana? Apa dia masih bermain
kertas dan corat coret? Lamunan terpaksa dipotong bapak bapak yang bertanya
"bang, kalau gang satria 1 sebelah mana ya?" Spontan aku jawab itu
disebelah gang satria 2 pak, dan dia mengucapkan terima kasih lalu pergi. Ini
siapa yang gila? Sedangkan aku tidak tahu itu dimana.
No comments:
Post a Comment