Bintang timur dua belas malam
Bersanding antara bulan dan venus
Coba bergerak mendekat orion
Tidak kuasa bertahan
Sunyi…
Tiada arah langkah..tiada suara kelakar.
Bahkan tuk sedetik cacian..
Tak berdimensi..tak berbentuk pola…
Abstrak..sulit ditebak…
Pun sepasang mata bathin sekalipun..
Jiwa ini mengerang..mencoba menggeram..
Namun hanya gumam terlintas lepas..
Tak berarah..bertanya…
Ada apa dibalik dinding ego..
Berkelana dalam lamunan
Lamunan akan kemana hangat api perunggu
musim lalu..
Tempat berjabat..berkutat membawa angan..
Angan yang masih rapuh
Atas nama cinta, hidup dan kehidupan..
Diam..
Tak bergerak..
Langkah ini berat.
Terguncang tak bertopang..
Sekalipun tersiram bilur-bilur hati..
Dimana fatamorgana
Walau tak seindah warna dunia..
Warna pelangi
Pun lebih indah atas sepasang hati yang
mulai memutih
Tak berwarna
Pucat
Tak berasa..
Pilihan..
Hidup adalah pilihan
Kematian adalah terpilih
Persimpangan ini berkabut
Gelap..dingin..
Basah..lembab..tak bersahabat
Biduk ini terambing
Terbawa arus barat daya
Sulit arungi
Rangkaian gulungan amarah
Berbuih..terseret..
Membawa semua onggok
Jadi kumpulan..kumpulan bingkisan kasar
Tak berarti..pun untuk diri..