Friday 18 September 2020

Apa Itu Pekerjaan Demolish Shipwreck?


Dalam sebuah pembangunan dermaga baru, kadang dari hasil penyelidikan kondisi eksisting ditemukan adanya bangkai/rongsokan kapal yang berada di lokasi rencana pembangunan dermaga baru sehingga menyebabkan rencana proyek terganggu. Jika dari hasil evaluasi diputuskan lokasi tidak mengalami perubahan maka bangkai/rongsokan kapal tersebut harus diangkat keluar agar alur pelayaran aman.

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pendataan (pemetaan lokasi, pengukuran dimensi dan penomoran) kondisi shipwreck baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan air.

Gambar 1. Foto Shipwreck di atas permukaan air

Gambar 2. Foto Shipwreck di bawah permukaan air

Langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi penumpukan bekas rongsokan tersebut di tempat yang  telah disetujui bersama. Jika lokasi penumpukan cukup berjarak, maka dilakukan penempatan sementara yang tidak jauh dari lokasi.

Gambaran pelaksaan pekerjaan selanjutnya dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut :

Gambar 3. Flow chart pelaksanaan pekerjaan


Gambar 4. Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan




Thursday 17 September 2020

Alasan Teknis Mempertahankan Batuan Eksisting pada Sebuah Struktur Bendung Tanpa Harus Digali dan Diganti dengan Struktur Baru

 

Pernahkan anda mendapatkan kondisi eksisting lokasi yang akan dibangun sebuah bendungan terdapat batu – batuan besar?

Pertanyaan besarnya, apakah batu – batuan besar tersebut harus di gali dengan breaker sampai dengan elevasi rencana dan kemudian dibangun struktur baru di atasnya?

Dalam kondisi tersebut, sebelum melangkah sebaiknnya dievaluasi terlebih dahulu kondisi yang ada.

Apabila hasil pengecekan abrasi menunjukkan bahwa jenis batuan adalah batuan keras, tentunya akan menyulitkan proses penggalian meski dengan breaker sekalipun. Jika dipaksakanpun akan memakan waktu lama dengan kapasitas produksi galian batu yang kecil. Sedangkan alternatif melakukan galian batu dengan metode peledakan memerlukan tinjauan banyak aspek yang panjang apalagi jika lokasi bendungan berada di wilayah hutan lindung.

Untuk mempertahankan kondisi eksisting, perlu dilakukan pengecekan dan perhitungan stabilitas bendung (geser, guling) dengan design yang disesuaikan dengan kondisi tersebut. Gaya yang bekerja pada tubuh bendung dan dipakai untuk perhitungan adalah  : (1) gaya berat sendiri (G); (2) gaya gempa bumi (K); (3) gaya hidrostatis / tekanan air (W); (4) gaya akibat lumpur (W); dan (5)  gaya akibat up lift – pressure (Px) 

Apabila dari hasil perhitungan didapatkan kesimpulan bahwa (1) berat sendiri bendung masih mampu menahan kondisi-kondisi perubahan akibat banjir; dan (2) ketahanan geser akibat perubahan atau tekanan air banjir juga masih mampu di tahan, maka kondisi eksisting bisa dipertahankan.

Selanjutnya dapat direncanakan lebih lanjut sambungan struktur antara batuan eksisting tersebut dengan struktur di atasnya.


Pendakian Gunung Lemongan

  Kali ini saya mendaki Gunung Lemongan yang berada di dua kabupaten yaitu Lumajang dan Probolinggo. Saya mengambil jalur Klakah - Lumajang ...