Friday 20 September 2019

26


Saat 26 huruf sudah tidak mampu merangkai kata

Saat kata sudah tidak mampu merangkai kalimat

Saat kalimat sudah tidak mampu menjelaskan maksud

Saat maksud sudah tidak mampu menjelaskan makna

Saat makna sudah tidak berarti apa apa

Ternyata waktu tidak selalu bisa membuktikan

Ternyata rentang itu membiaskan secara tajam

Kepingan yang ada ternyata tidak mudah mengikhlaskan yg lalu

Canda dan tawa ternyata tidak menjamin bahagia

Kebebasan itu ternyata mahal

Pencari kebebasan harus selalu melawan arus, berjalan sendiri untuk menghauskan

Asumsi itu membunuh lebih kejam

CandaanMu kali ini benar benar tidak lucu

Minum teh saja sembari mengisi kolom TTS, agar tidak tenggelam dalam kekakuan yang ada

Bermain jari di ujung cangkir 

Membilurkan sesaat, sebelum kulari ke hutan dan menepi mendengarkan debur


Note :

Edgar Allan Poe (1809-1849) puisi merupakan sebuah kreasi keindahan yang berirama. 

Robert Frost (1874-1963) puisi adalah ketika emosi telah menemukan pemikirannya dan pikiran tersebut telah menemukan kata-kata.

Khalil Gibran (1883-1931) puisi adalah tentang kegembiraan, rasa sakit dan keajaiban.

Wiji Thukul yang menganggap bahwa Seni (termasuk puisi) sesungguhnya hanya satu bentuk dari banyak tafsir atas realitas, seni bukanlah sesuatu yang kosong dan tidak berpihak, Justru ia memiliki pemihakan yang besar, yakni atas hati nurani.”

Wednesday 18 September 2019

Kemana dan dimana

Sejauh itukah seseorang begitu ingin berguncing tentang orang lain?

Segitunya seseorang lebih memikirkan tentang orang lain sedang apa, dibandingkan mengembangkan pribadinya sendiri?

Sebanyak itukah waktu luang yang tersedia oleh seseorang untuk bergosip dibandingkan menyelesaikan beban tanggung jawabnya sendiri?

Sudah sempurnakah seseorang hingga kesalahan orang lain (yang katanya salah) mampu menghapus segala kebaikan dan nilai-nilai yang ada pada orang tersebut?

Kemana hilangnya nurani seseorang untuk menjadi orang yang hebat lalu mampu menghakimi orang lain dibandingkan Nya?

Apakah memang seseorang lebih memilih untuk mencari kesalahan orang lain dibandingkan dengan melakukan instropeksi diri?

Bijak itu saat orang tua mengatakan "Le, ojo kakean ngurusi polahe wong liyo, ora elok". Apakah sudah tidak ada ajaran seperti itu lagi saat ini?

Tuesday 17 September 2019

Sentuh saja

Bisa ya meregangkan abhipraya dalam sekehendak

Tanpa ada hak jawab?

Memang sih bukan adhigana diantara lembaran yang ada, bukan juga adyuta sepanjang rentang, bermain, katanya

Ah, percuma juga babil, toh ada yang merasa bagai ratu balinda

Sudah puas?

Sepertinya

Hanya diam tuh? Yakin tidak ingin akan baswara yang ada?

Jangan lupa masih ada kelak

Dan berputar putar pada masanya, meski bukan citraloka karena murni bagian dari citrapataku

Gandara, sentuh saja, jangan menadir

Tahu kan itu sakit?

Belum pernah?

Oh, sudah, dulu, tapi itu kamu, bukan kami

Kami 

Dan bukan kamu

Monday 16 September 2019

Hanya Merajut

Iya, kamu
Begadang?
Hanya merajut
Sulamnya tersapu 
Tersipu enggan
Sedangkan angan?
Mendebur sesaat
Sudah basah?
Entah
Mungkin
Lihat saja alur mimpinya
Seru yang menyaru
Tertusuk (dan berdarah?) 

Pendakian Gunung Lemongan

  Kali ini saya mendaki Gunung Lemongan yang berada di dua kabupaten yaitu Lumajang dan Probolinggo. Saya mengambil jalur Klakah - Lumajang ...