Tuesday 25 December 2018

Senja dan Jingga




Huja(n)
Dingi(n)
Senj(a)
Dan Jingg(a)
Dimana kamu dan sedang a(pa)?
Tahukah disini aku menya(pa)?
Membuang angan yang sedikit ham(pa)
Menjalin rindu yang mener(pa)
Ingin menggenggam tangan(mu)
Yang selalu dilaku saat berte(mu)
Enggan melepasnya, terjerat er(at)
Tanpa jeda meski sesa(at)
Memelukmu adalah jawa(ban)
Dari kekosongan yang sempat mengem(ban)
Pertemuan yang menjadi keajai(ban)
Dalam lintas terbentangnya perada(ban)
Jika tulus itu (masih) belum berar(ti)
Mungkin perlu dijabarkan dalam saat menan(ti)
Membuat segalanya menjadi layak untuk dimenger(ti)
Dan jiwa yang berpasangan pun terbuk(ti)

Sunday 23 December 2018

Dekap


Dipendam dalam diam
Mencoba rasa dalam dekap yang terpisah
Rentang yang terbentang 
Membuat kata disana dan disini bermain main riang
Mempertanyakan arti sebuah rasa ingin bertemu
Menyesakkan dalam gulana
Cukup carut saat menyusuri
Apa bejana rindu ini berhubungan dengannya juga?
Sadar sih tentang waktu yang berjalan
Pun tentang dinamika sebuah pergerakan
Menjawab saja peran perjalanan ruang
Menembusnya sementara dalam angan
Dan kecupan akan kening itu

Tuesday 18 December 2018

Orang proyek

Kadang susah memahamkan dunia kami kepada orang lain

Pergi subuh

Pulang malam

Bahkan tidak pulang

Pulang telat

Menghitam

Kepanasan

Kedinginan

Kehujanan

Keringatan

Jarang mandi

Sumpek

Ngomel ngomel

Jadi diem

Gak bisa lepas dari hp

Bawa kerjaan ke rumah

Bawa laptop kemana mana

Dimaki orang

Dimarahin

Diancam

Dalam tekanan

Kejar target

Makan telat

Hidup di jalanan

Dipapar rindu

Didera ketidakpercayaan

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, kami hanya orang teknik sipil yang dunianya seperti ini, dan kami mencintai pekerjaan kami

Monday 17 December 2018

Semenjana

Semenjana saja saat mengalunkan pandang yang tertuaskan balutan angan...........


Sunday 16 December 2018

Melangkah


Mata hati beradu dengan mata jiwa
Hati berbicara tentang pagi
Jiwa berbicara tentang berakhirnya hak sebuah malam
Saat hati menjamah senja
Jiwa menyentuhnya dengan jingga yang meluluhkan
Banyak rindu yang berlarian dalam angan
Menjadikan semua pesona itu membeku, digantikan dengan indahnya cinta
Ingin mengasihinya hingga akhir, bahkan menembus dimensi waktu dan ruang
Tanpa harus berlari dalam malam menuju pagi, tanpa rasa cemas akan sesuatu yg pasti.
Kadang dipurukkan dengan deretan kata, terlepas itu memang benar, haruskan diucap?
Semoga ada celah untuk sedikit mengintip satu kemungkinan berbinar dari jutaan gejolak pun disadari itu bukan maunya
Indah yang harus diciptakan dan diperjuangkan tanpa lelah, memburu dalam deru yang sangat pintar menyusup di relung tersekat sekat tanpa peduli 
Semua ini menghiasi hidup, mendewasakan aku dan kamu untuk melawan semua tanya
Kulangkahkan kaki untuk untuk sebuah mimpi, bersama kamu dan juga mimpimu dalam perjalanan hidup, buka saja tirai itu untuk melihatnya lebih luas

Monday 10 December 2018

Bercik berkecipuk


Kulihat cahaya

dalam remangnya sendiri 

yang masih memudar

Sabit dan bintang timur masih enggan beranjak

Pun jingga sudah merayap menggapai batas cakrawala


Masih tenang, mengalun tanpa irama

Beberapa kali saja bercik berkecipuk dimainkan beberapa yang disana

Membangunkan sisa semalam

Masih dingin, sedikit, sebelum akhirnya nanti menyengat dipaparnya

Ditengah pikiran yang terbifurkasi 

Tuesday 4 December 2018

Pagi yang didera


Selamat pagi semua jiwa jiwa yang didera pagi hingga semenjana

Sudah puaskah kalian berkeliaran menyusuri semua relung, pusaran rasa dan menciptakan semua ide bejat hingga mulia semalam? 

Sudahkah menghantui sebagian yang lelah akan arti sebuah makna, dan terpaksa membunuh semua kenang akan keningnya? 

Anucara, kamu dimana? 

Sebegitunya dalam antargata? 

Melihatmu baswara di penghujung matahari yang mulai terbangun, ciptakan saja banyak cadudasa cadudasa menjadi citraloka

Sayangnya aku bukan daksa dalam hal ini, hanya bisa bermain kata dalam lamun lamun liar yang hanasta

Jika dipikir, jaghana juga ya arti sebuah merindu, bisa melukai dalam dan atau menyeretnya dalam rangkaian senyum, senyum senyum sendiri di tepian, sudah untung tidak dikira menjelang gila.

Pendakian Gunung Lemongan

  Kali ini saya mendaki Gunung Lemongan yang berada di dua kabupaten yaitu Lumajang dan Probolinggo. Saya mengambil jalur Klakah - Lumajang ...