Tergugah dalam simpul yang tertuang dalam sebuah wajah, dingin yang ditanya per benak
Mempermainkan secara berulang, terjun dalam meluruhkan lantah
Membelah lamun, tega menari diatas seutas rasa yang bisa disentuh
Sadarkah bianglala itu berputar ke kiri dalam alunan yang sama, berderik pada hitungan sebuah permainan
Menjembatani per kisi relung, pun tak terdengar dalam bisik lemah mengerat
Malam yang menjadi ibu jutaan kenang, menengadah membiru kembali